Pecinta pasta, khususnya di Jakarta pasti sudah mengenal Convivium. Yap, Convivium Cafe Deli is one of the pasta specialist restaurant in Jakarta. Dengan mengusung tagline "Homemade Italian Cooking", ia berhasil memikat para pengunjung yang didominasi oleh anak muda. Setiap harinya, restoran yang telah berdiri sejak tahun 2010 ini hampir selalu fully booked, terlebih lagi belakangan ini karena mereka juga menyediakan the famous Red Velvet Cake. Hal ini juga didukung oleh penataan ruangan yang menarik sehingga berhasil menciptakan suasana homey-looking.

Mengunjungi Convivium tidak sah rasanya apabila tidak mencoba menu pastanya. Maka kali ini saya dan seorang teman memesan dua macam pasta, yaitu Green and White Tagliatelle with Meatballs (65K) dan Eggplant Ravioli with Butter and Sage (50K).

Tagliatellenya tampil cukup menarik dengan perpaduan warna yang kontras antara putih, hijau dan merahnya saus. Lima buah meatballs yang sudah bercampur dengan saus bertengger cantik di pinggiran piring. Dari yang saya dengar, restoran yang memiliki arti mengajak berkumpul untuk makan ini tidak menggunakan pasta jadi siap pakai untuk masakannya. Everything at this restaurant is made from scratch.

Pastanya bertekstur kenyal dan al dente. Tingkat kematangannya pas, sedangkan untuk rasanya sendiri antara putih dan hijau (yang diperoleh dari bayam) tidak terlalu berbeda. Saus yang menjadi yang menjadi pusat dari rasa masakan pasta ini terbuat dari tomat dan beberapa rempah khas Italia, seperti oregano, basil, you named it. rasanya cukup ringan dan tidak terlalu pekat. Rasanya gurih dengan sedikit semburat manis dengan masih menonjolkan kesegaran asam khas tomat. Sementara itu, si bola-bola daging juga cukup enak. Tekstur dagingnya cukup oke dan rasanya gurih. Hanya saja, menurut selera saya masih kalah enak dibandingkan meatballs di Toscana.

Ravioli datang dengan tampilan yang cukup simpel. empat buah ravioli berjejer di piring dengan lumuran saus butter & sage yang berwarna kuning cerah. Rasa creamy dan buttery dari saus merupakan paduan yang pas dengan eggplant ravioli yang bercitarasa gurih dan ringan. Sayangnya, pastanya masih agak keras, terutama di bagian pinggirnya. 

Kami memesan Torta Passione/ Red Velvet (35K) untuk dessertnya. Porsinya cukup besar dan tampil lebih 'kalem' bila dibandingkan dengan red velvet Union. Pada bagian atas cake hanya ditaburi parutan kelapa kering yang memperkaya rasa. Tekstur cakenya padat dan benar-benar  moist. Setiap layernya dilapisi oleh cream cheese dan mascarpone. Saya suka takaran manis yang tidak berlebihan pada cake maupun krimnya. hanya saja saya punya masalah dengan tekstur si cake yang ketika masuk dalam rongga mulut terasa kasar dan meninggalkan aftertaste yang aneh di lidah. Kurang lebih seperti tepung yang tidak tercampur dengan baik. Not too impressed with this one. 

Oh ya, mengingat ukurannya yang cukup besar dan padat, jika ingin mencoba Red Velvet Convivium sebagai dessert saya rasa satu porsi bisa untuk sharing, karena kami sendiri cukup kewalahan menghabiskan satu slice cake setelah menyantap habis hidangan pastanya

Convivium Cafe Deli

www.facebook.com/conviviumdeli

@ConviviumDeli

Jl. Panglima Polim 9 No. 1
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
INDONESIA 12160

telp : (021) 726 9963

Kawasan Prawirotaman Yogyakarta ini memang ibarat Legiannya Bali. Deretan hotel, restoran dan cafe berjejer rapat di kedua sisi jalannya. Sesekali terlihat wisatawan asing yang sedang berlalu lalang ataupun bersantap di restoran sekitar. Ministry of Coffee adalah salah satu tempat favorit saya di daerah tersebut untuk menghabiskan waktu bersama teman-teman. Selain tempatnya yang nyaman dan tidak terlalu ramai, Ministry of Coffee dilengkapi oleh beberapa rak yang berisi buku-buku impor yang bisa dibaca ditempat.

Meskipun mengusung coffee sebagai nama tempatnya, namun MoC tidak seperti tempat ngopi kebanyakan. Disini juga tersedia western food yang cukup beragam. Mulai dari appetizer, makanan berat, sampai dessert berupa aneka cake, quiche dan flan. Sedangkan untuk minumannya juga mulai dari kopi, coklat, teh sampai aneka juice dan mocktail lengkap tersedia. Karena buka sejak pukul 08.00 pagi, MoC juga menawarkan menu khusus berupa pancake, roti dan beberapa menu sarapan lain hingga jam 11 siang. 

Berhubung saya bukan peminum kopi, saya belum pernah mencoba varian menu kopi yang ditawarkan oleh MoC. Saya juga belum pernah makan berat, biasanya saya kesini justru untuk menikmati cake andalan MoC yaitu Death by Chocolate dan Chocolate Log. Yap, saya bukan pecinta coklat, justru seringkali cenderung untuk menghindari coklat karena cepat membuat eneg. Tapi Ministry of Coffee selalu sukses membuat saya kembali lagi kesana demi sepotong cake coklat!

Chocolate Log (13K) adalah cake yang hampir selalu saya pesan jika bertandang ke Ministry of Coffee. Soft roll cake yang bertekstur sangat lembut memiliki rasa coklat yang tidak terlalu legit dan pekat. Di bagian dalamnya berisi krim coklat dan whip cream yang langsung lumer begitu menyentuh lidah. Saya tidak bisa menjelaskan lebih banyak lagi, yang jelas saya sangat menyukai cake ini.

Terakhir kali kesana saya juga mencoba Coffee Meringue Pie (15K). Pie crust yang renyah dipadu dengan legitnya coklat, harumnya coffee custard dan dilapisi oleh manisnya meringue yang dilapisi dengan taburan almond dan brown sugar juga cukup lezat. Meskipun tetap manis, tapi meringuenya sendiri tidak oversweeted. 

Sampai sekarang, setiap kali saya pulang ke Jogja, saya pasti menyempatkan datang ke Ministry of Coffee yang kebetulan letaknya tidak terlalu jauh dari rumah nenek. Next time saya akan mencoba main coursenya yang juga terlihat menggiurkan.

Ministry of Coffee

www.ministryofcoffee.com

Jl. Prawirotaman 1 / 15A Yogyakarta 55153. Telp : (0274) 7473828.

Ada Red Velvet, ada Rainbow Cake.

Ya, kali ini saya dan si partner makan mengunjungi The Goods Cafe karena dia tertarik dengan rainbow cake, kebetulan saya sendiri sudah lama 'mengincar' Coffee Rubbed Burger. Jadilah kami ke Plaza Indonesia dan langsung menuju cafe tersebut.

Sampai disana dan duduk, kami langsung menanyakan rainbow cake ke waitress yang melayani kami. ternyata di hari itu si Rainbow Cake sudah habis dipesan. Memang setiap harinya, terutama di waktu weekend, The Goods Cafe memperbolehkan customernya untuk memesan rainbow cake via telepon. Jadi biasanya jam 12 siang rainbow cake sudah ludes dipesan. 

Akhirnya kami memesan Burger. Saya dengan Coffee Rubbed Burger medium well sedangkan si partner dengan Classic Burger well done. Burger ini bisa ditambahkan topping tertentu sesuai dengan selera dengan harga yang cukup terjangkau.

Classic burger (50K) berisi daging, sayuran segar dan emmenthal cheese, sedangkan Coffee Rubbed Burger (60K) berisi daging burger yang dilumuri dengan bubuk kopi anomali, sayuran segar, bacon, saus BBQ dan keju emmenthal. Kedua menu ini dilengkapi oleh garden salad dan french fries sebagai side dishnya.

Penampilannya cantik dan besar. Ukuran rotinya normal, hanya saja daging burgernya cukup tebal dan besar. Lelehan keju emmenthal terlihat dari sela-sela roti yang empuk. Garden salad yang renyah dan segar hadir dalam balutan saus balsamic yang asam sekaligus segar! I love these salad. Saya bahkan menghabiskan salad milik partner makan saya. Sayang porsinya kecil sekali. Hahaaa..

 

Ketika saya belah burgernya, warna khas daging medium well jelas terlihat. Roti bun yang digunakan juga bertekstur soft.  Rasa daging yang sangat juicy dan meaty. Paduan yang sempurna ini semakin lengkap dengan gurihnya bacon, lembutnya keju emmenthal serta gurihnya saus BBQ dan aroma samar dan rasa pahit khas kopi bubuk ketika mengunyah burger jelas terjejak di lidah. Intinya adalah, burger ini sangat lezat!

Untuk Classic Burger juga sama lezatnya, hanya saja tidak adanya saus BBQ sehingga gurihnya daging cincang berkualitas yang mendominasi rasa burger dengan sedikit aroma smokey dari hasil panggangan.

Oh ya, saat menunggu pesanan kami, si waitress mendatangi kami dan memberi tahu bahwa baru saja ada yang membatalkan pesanan rainbow cake. Yippie! akhirnya kami bisa mencobanya. Rainbow Cake (45K) memang tampil memukau dengan 6 lapis warna cerah yang berbeda-beda. Di sela-sela lapisan dan di bagian luarnya diperkaya dengan vanilla buttercream frosting dan taburan sprinkles berwarna warni.

Rasanyaaaaa...ehm enak, cakenya moist, legit dan lembut. Tekstur cakenya pun tidak spongy tapi juga tidak padat seperti brownies. Konsistensi dan kadar kemanisan buttercreamnya juga pas. Saya tidak merasakan rasa yang berbeda-beda di setiap lapisan warna rainbow cake, mungkin karena memang rasanya yang samar atau memang rasanya hanya plain vanilla, yang jelas menurut saya rasanya tidak seheboh penampilannya.

The Goods Cafe

http://thegoodsdept.com/

The Goods Department

Plaza Indonesia Extension L4 # 14

Jl. M.H Thamrin Kav 28-30, Jakarta 10350. Telp : (021) 2992 3628

Starbucks, seperti biasa selalu membuat kejutan yang menyenangkan di setiap kemunculan produk barunya. Kali ini Starbucks menyelenggarakan coffee tasting 12 varian kopi beserta pairingnya gratis untuk umum yang bertempat di FX Sudirman. Di kesempatan yang sama, ia juga meluncurkan dua varian kopi terbarunya yang memiliki citarasa smooth sekaligus meluncurkan kemasan baru dari whole bean Starbucks. Kemasan baru ini dimaksudkan untuk mempermudah konsumen dalam memilih jenis kopi yang disukai karena dikategorikan menurut roast profilenya yaitu Dark, Medium, dan Blonde.

Dark roast coffee menawarkan body full serta citarasa robust dan bold, medium roast coffee memiliki body yang medium dengan citarasa balanced, rich dan smooth, sedangkan Blonde roast coffee memiliki body yang lebih light dan rasa yang mellow, subtle dan soft.

Menghadirkan blonde roast coffee merupakan suatu terobosan paling berani yang dihadirkan Starbucks, sebab selama ini Starbucks identik dengan citarasa kopi yang bold dan pekat. Padahal tidak semua kalangan menyukai citarasa kopi yang seperti itu, terutama bagi kalangan peminum kopi amatir (seperti saya). Oleh karena itu, untuk dapat menjangkau seluruh selera penikmat kopi, Starbucks mengeluarkan Veranda Blend dan Willow Blend.

Menghirup aromanya saja sudah dapat ditebak bahwa kedua kopi tersebut memiliki citarasa yang sangat ringan, sesuai dengan rasanya sewaktu dicicipi. Saya yang masih awam soal kopi pun bisa merasakan bahwa kopi terbaru ini bercitarasa sangat soft.

Dua jenis minuman yang terbaru di musim ini ialah Cocoa Cappucino dan Caramel Cream Coffee Jelly Frappucino. Cocoa Cappucino telah dihadirkan pertama kali di tahun lalu. Campuran esspresso beraroma karamel plus saus mocha membuat cocoa cappucino ini menjadi lebih soft namun rich dibandingkan dengan cappucino biasa.

Sedangkan Caramel Cream Coffee Jelly Frappucino sendiri ialah frappucino non coffee dengan campuran sirup karamel dan tambahan potongan coffee jelly di dalamnya. Rasanya tentu saja creamy dan dengan manis yang legit. Coffee jelly sendiri tidak terlalu terasa namun cukup memberikan tekstur berbeda dengan  minuman Starbucks pada umumnya.

Untuk menyambut musim ini juga Starbucks mengeluarkan varian-varian makanannya antara lain :

Red Velvet Cake Roll (25K) ini adalah roll cake lembut dengan aroma samar kopi pada krimnya. Potongan kacang mede memberikan tekstur renyah tersendiri pada cake yang sedang happening ini. Namun menurut saya, secara keseluruhan cakenya terlalu manis.

Toffee Almond Bars (21K) ialah kue padat sejenis brownies yang diberi campuran kacang almond, potongan white chocolate, dark chocolate serta aroma toffee yang kuat. meskipun teksturnya padat, namun toffee almond bars ini tetap lembut ketika disuap.  Karena rasanya yang manis, saya rasa sebaiknya dipairingkan dengan jenis dark atau medium roast blend.

Chocolate Raspberry Danish (22,5K) yang kelihatannya super manis ini justru terasa pas karena filling coklatnya yang pekat bercampur dengan rasa asam dari raspberry, sehingga manisnya danish dari sugar glazing di permukaannya terasa seimbang dengan rasa coklat dan raspberry.

Yang terakhir adalah favorit saya, Fillo Chocolate Raisin Pastry (27,5K). Campuran antara coklat couverture, almond powder, butter, vanilla, dan kismis menyatu sempurna dalam gulungan  fillo pastry yang tipis ini benar-benar tampil memikat. Rasa manis dari coklat berpadu sempurna dengan gurihnya almond powder, lembutnya butter serta aroma vanilla yang sulit ditolak. Ditambah lagi dengan sensasi crunchy yang diciptakan fillo pastry setiap kali kita menggigitnya.

Dan gathering Starbucks kali ini berbuah lucky bag yang ketika saya buka berisi tumbler dan Sumatra Dark Roast Whole Bean. Yay! I couldn't be more happy. Thanks Starbucks and Corry!

Diundang diskusi merupakan hal yang tidak biasa bagi saya. Oleh karena itu saya merasa aneh sewaktu pertama kali diundang untuk mengikuti Forum Group Discussion oleh seseorang yang tidak menambahkan embel-embel institusi atau apapun di belakang namanya. Toh pada akhirnya saya tetap datang karena tertarik dengan tema diskusinya yang berjudul Proporsi Nilai pada Makanan Ringan.

Bertempat di restoran Sere Manis, saya datang pas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sampai di tempat, saya langsung diarahkan untuk masuk ke dalam private room. Di dalam ruangan tersebut telah hadir beberapa orang lain yang merupakan MC dan notulen acara diskusi tersebut serta satu orang peserta lainnya. Ternyata pada acara malam itu, mereka hanya mengundang 8 orang peserta yang setelah ditunggu hingga jam 7 malam, ke enam peserta lainnya tidak datang. =(

Tidak menunggu lama, mereka langsung memulai acara FGD ini dengan langsung menghadirkan beberapa menu breakfast. Saya dan Tara diminta untuk mengamati hidangan tersebut hingga sedetail-detailnya. Dari mulai penampilan, aroma, tekstur, sampai ke rasa. Bahkan kami ditanyakan dari bahan apa menu itu terbuat. Setelah menu breakfast, kami kembali disuguhi oleh aneka Carrot Cake, Cheesecake, Bublanina, hingga berbagai jenis cookies yang harus kami amati dan tentu saja cicipi satu persatu.

Selain itu, kami juga ditanyakan mengenai preferensi kami dalam memilih tempat hang out dan pertanyaan-pertanyaan lain seputar selera, snack, pola hidup, kesehatan dan cake shop. Saya sungguh sangat menikmati acara tersebut sehingga tidak terasa sudah tiga setengah jam berlalu. Tiba-tiba jam sudah menunjukkan pukul 10.30 saat mereka mengumumkan bahwa diskusi malam itu telah selesai.

Setelah itu, barulah kami diberitahu bahwa sebenarnya penyelenggara acara tersebut adalah Marketing Promotion dari The Baked Goods yang sedang mengadakan riset mengenai apa yang sebenarnya menjadi alasan kuat untuk seorang customer membeli sebuah produk makanan sehat.

Seperti yang kita tahu bahwa The Baked Goods memang mengklaim bahwa semua produknya bebas dari ekstrak, pewarna, pengawet dan pemanis buatan. Dan ternyata mereka benar-benar ingin konsisten dengan tag yang mereka usung. Dari situ pula saya tahu alasan mereka tidak menyediakan the It cake, Red Velvet, yang memang menggunakan pewarna dalam jumlah yang banyak dan tidak dapat disubstitusi dengan bahan-bahan alami yang lebih menyehatkan.

Sembari menunggu pesanan makan malam kami dari deretan menu Seremanis, obrolan mengenai kontradiksi antara tren hidup sehat dan cake shop pun terus bergulir. Tiba-tiba masuklah Erwin Parengkuan ke dalam ruangan dengan membawa goodie bag yang berisi Bublanina dan dua toples cookies untuk saya dan Tara. Malam yang menyenangkan itu ditutup dengan gurihnya kuah santan dari Soto Tangkar Sere Manis yang berisi daging iga yang empuk dan dipadukan dengan nasi merah.

Saya pribadi ternyata menyukai hampir seluruh produk The Baked Goods karena rasa manisnya tidak ada yang berlebihan.  Saya sangat gembira mengingat banyaknya ilmu dan pemikiran-pemikiran baru yang saya dapat dalam diskusi malam itu. Satu yang saya ingat waktu itu adalah ketika Tara memberikan sebuah kutipan bahwa "jangan hanya mengikuti tren yang ada di tengah masyarakat, namun bagaimana kita bisa berpartisipasi untuk ikut mendidik masyarakat." Dengan kata lain, The Baked Goods harus tetap konsisten dengan apa yang menjadi prinsip mereka dalam menghadirkan setiap macam menu dengan keyakinan bahwa mereka juga ikut membantu meningkatkan awareness masyarakat mengenai pentingnya hidup sehat dengan menghadirkan berbagai macam makanan ringan, cake dan dessert yang variatif dan juga lezat dengan harga yang masih terjangkau.

Good luck The Baked Goods! =)

PS : untuk kali ini tidak ada foto-foto makanan yang saya sertakan, mengingat beberapa di antaranya merupakan menu yang belum diluncurkan oleh The Baked Goods.

I guess I'm just lucky at this time.

Tiba-tiba dari kantor datang invitation untuk datang ke acara Opening New Harvest Senopati. Tentu saja saya langsung menerimanya dengan suka cita. Harvest memang baru saja merelokasi outletnya yang berada di jalan Senopati. Lokasi barunya tidak jauh dari tempat semula, namun dengan outlet yang lebih besar dan elegan.

Malam itu Harvest memperkenalkan sejumlah produk-produk terbarunya antara lain aneka cake, cookies, macaroon, dan beberapa makanan kecil lain seperti macaroon, lamington, chocolate mini tart, dan masih banyak lagi yang semuanya merupakan hasil kreasi dari Chef  Eric Gouteyron. produk-produk baru ini hanya dapat ditemui di outlet Harvest Senopati. Bahkan untuk cookiesnya, kita dapat membeli satuan yang dibandrol dengan harga 3K-4K.

Bersamaan dengan dibukanya outlet baru ini, The Harvest juga sekaligus mengumumkan bahwa outlet Senopati akan menjadi outlet utama (flagship store) untuk the Harvest sekaligus pusat call centre untuk pemesanan dan layanan pesan antar The Harvest. Di waktu yang bersamaan, Mike Lewis juga sekaligus diperkenalkan sebagai brand ambassador dari salah satu cake shop besar ini.

Yang menarik adalah bahwa the Harvest berkolaborasi dengan Tropicana Slim untuk menciptakan beberapa produk cake yang ditujukan untuk konsumennya yang menganut pola hidup sehat. Produk yang memiliki tag ‘Delightful Less Sugar Cakes’ ini memiliki dua varian yaitu  Caprice Chocolat  dan Dame Blanche.

Acara kemudian ditutup oleh dinner dengan menu dari Negev (karena konsepnya standing party, jadi sayang sekali saya tidak sempat mengambil foto-fotonya) serta food tasting aneka produk Harvest yang didominasi oleh cake. Semus cakenya tampak jelas menggiurkan, sayangnya saya tidak bisa mencoba semua varian yang ditawarkan karena terlalu kenyang.

The Harvest

www.harvestcakes.com/

Jl. senopati raya no. 47 Jakarta Selatan. Telp : 021-5289 2424

Saya tertarik dengan berbagai review yang saya baca mengenai Bibliotheque. Ya, salah satu restoran yang berada di pusat kota Jakarta ini memang cukup terkenal. Selain karena menu yang cukup variatif, Bibliotheque menjadi outstanding karena berhasil menciptakan ambiance untuk tempat bersantap yang tidak biasa. Ia mengambil konsep penataan ruangan ala perpustakaan tua dengan sangat apik, lengkap dengan deretan buku dan juga sofa-sofa besar. Restoran yang buka mulai siang hari ini memiliki dua lantai, sedangkan barnya terdapat di lantai pertama.

Beberapa waktu yang lalu, saya dan teman membeli voucher Bibliotheque dari sebuah situs diskon. Tidak menunggu lama, kami langsung mengunjungi restoran tersebut. Deretan menu Bibliotheque didominasi oleh western food, selain itu mereka juga menyediakan aneka wine dan cocktail bagi para pengunjungnya.

Malam itu kami memesan John Dory Parcel (95K++) dan Baby Chicken Rosemary (105K++) serta satu porsi Thai Beef Salad sebagai appetizer. Thai Beef Salad ini berisi grilled beef dengan bihun,  ketimun dan tomat segar, lettuce, daun mint, ketumbar dan Thai dressing.  Rasanya segar, grilled beefnya juga dimasak dengan sempurna dan pas empuknya. Rasa asam dari dressingnya semakin meningkatkan selera makan. We're so ready for the main course!

Dan kemudian datanglah John Dory Parcel dan Baby Chicken Rosemary yang tampil dengan cantik. John Dory Parcel adalah bungkusan pastry renyah yang berisi potongan fillet ikan dory dengan siraman beurre blanc sauce  serta mashed potato dan ratatouille sebagai side dishnya. Saya langsung kecewa begitu suapan pertama masuk ke mulut saya. Fillet dory yang berada dalam pastry sangat overcooked. Teksturnya liat, kering dan terlalu asin. Saya bahkan kesulitan untuk mengunyah fillet ikannya. Mashed potatonya cukup enak, namun tidak istimewa. Untungnya hidangan ini terselamatkan karena kelezatan ratatouille. Side dish ini benar-benar juara, sayurannya tidak overcooked ataupun terlalu mentah. Teksturnya pas dan saus tomatnya enak! Rasa asam, manis dan gurihnya seimbang, sangat cocok dengan tumis sayurannya.

Teman saya yang memesan Baby Chicken Rosemary juga tampak tidak terlalu impressed. Ayamnya memang empuk dan kulitnya crispy, tapi lagi-lagi, tidak ada yang istimewa dengan rasa hidangan tersebut. Teman saya bilang, dia bahkan tidak bisa mencium aroma rosemary dari ayamnya.

Overall, kunjungan saya ke Bibliotheque cukup mengecewakan. Saya tidak tahu apakah karena saya menggunakan voucher, sehingga mereka menurunkan kualitas masakannya atau ekspektasi saya yang terlalu tinggi terhadap Bibliotheque.

Bibliotheque
Sampoerna Strategic Square, South Tower GF 7-8
Jl. Jend. Sudirman Kav 45-46, Jakarta. Tel. (021) 5795-6977

The Baked Goods merupakan cake shop milik Erwin Parengkuan yang ikut naik daun diantara tren dessert cafe di Jakarta sekarang ini. Bertempat di kawasan Sabang yang sangat strategis membuat The Baked Goods tidak sulit untuk dicari.

Sore itu kami mengunjungi The Baked Goods yang ternyata letaknya bersebelahan persis dengan Kopitiam Oey milik Bondan Winarno. Melihat tempatnya, saya langsung menyukai konsep penataan ruangan bergaya minimalis dengan sedikit sentuhan country chic meskipun berukuran agak kecil. Ruangannya pun terpisah menjadi dua, yaitu indoor dan outdoor, ruangan indoornya hanya terdiri dari 3 meja, selebihnya berada di teras The Baked Goods.

The Baked Goods menjual aneka cake, cookies, quiche, dan aneka dessert lain seperti cupcakes dan coklat lollipop. Beberapa cake andalan The Baked Goods diklaim oleh si pemilik merupakan cake khas Ceko yang menggunakan resep turun temurun keluarga yang menggunakan berbagai macam bahan baku alami pilihan yang menyehatkan, karena tidak menggunakan pengawet, pewarna dan pemanis buatan.

begitu memasuki The Baked Goods, kami langsung disambut oleh sederetan cake-cake cantik seperti Bublanina, Carrot Cake, Lemon Poppyseed Cake, Cheesecake, Crazy dark Chocolate, Fruit Cake, dan masih banyak lagi lainnya.

Sore itu kami mencoba Bublanina, salah satu cake khas Ceko yang menjadi andalan toko kue ini. Bublanina adalah sejenis cake dengan potongan strawberry segar di bagian dalamnya serta crumble sebagai taburannya. Paduan rasa manis dan asamnya pas di lidah. Cakenya sendiri tidak terlalu padat dan moist. Simply love it.

Partner kuliner saya memilih Quiche bayam dengan smoked beef dan jamur. Savoury tart ini bercitarasa gurih serta renyah yang berasal dari pie crustnya. Rasanya menurut saya agak sedikit terasa hambar, namun overall quiche ini cukup lezat.

Akhirnya, sepotong Cheesecake menjadi makanan penutup kami sebelum meninggalkan The Baked Goods. Penampilan Cheesecake The Baked Goods sangat simpel. Dialasi oleh pie crust dan kemudian diisi oleh cream cheese yang legit dan creamy tanpa hiasan apapun diatasnya, cheesecake ini sukses membuat kami jatuh cinta dengan rasa dan teksturnya yang luar biasa. 

Saya juga masih penasaran dengan Carrot Cake The Baked Goods yang menjadi favorit banyak pengunjung serta Lemon Poppyseed Cake yang tampak menggiurkan. Mengutip kata-kata Jendral Douglas MacArthur sesaat sebelum meninggalkan Filipina saat Perang Dunia II, I Shall Return (to the Baked Goods)!  :)

The Baked Goods

http://www.thebakedgoods.co.id/

Jl. Haji Agus Salim No.16. Sabang, Menteng, Jakarta Pusat 10340.

Dapatkan petunjuk arah

‎